Beranda | Artikel
Pernikahan Yang Paling Baik
Rabu, 25 November 2020

Bersama Pemateri :
Ustadz Ahmad Zainuddin

Pernikahan Yang Paling Baik adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Risalah Penting Untuk Muslimah, sebuah kitab buah karya Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr Hafidzahullah. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. pada Rabu, 9 Rabiul Akhir 1442 H / 25 November 2020 M.

Kajian Islam Tentang Pernikahan Yang Paling Baik

Pada pertemuan sebelumnya penulis mengatakan bahwasanya seorang wanita muslimah harus menjaga keluarganya sehingga menjadi keluarga yang selalu sakinah, mawaddah dan rahmah. Dan ini dilakukan oleh seorang perempuan dari mulai dia menapaki jalan pernikahan. Makanya pada pertemuan sebelumnya penulis mengatakan bahwa hal ini mengkonsekuensikan untuk kita memperingatkan kepada sebuah permasalahan yang mana kekeliruan di dalamnya sudah tersebar luas, penyimpangan di dalamnya sudah banyak. Yaitu berlebih-lebihan dan berfoya-foya pada malam pernikahan dan juga pada biaya pernikahan. Dan ini perkara yang bahayanya terlalu besar dan keburukannya juga terlalu besar juga.

Kebanyakan dari perempuan jika ingin menikah, maka perhatiannya tertuju kepada dekorasi dan penampilan saja. Dan perhatiannya tertuju untuk menyerupakan kepada perempuan-perempuan sejenis dan yang semisalnya. Ada wanita yang begini dari orang-orang mengerjakan seperti ini, ada di dalam pernikahan si fulan melakukan seperti ini. Maka pandangannya tertuju kepada penampilan saja.

Disamping itu juga, terjadi perkara-perkara yang munkar dan yang diharamkan. Maka pendahuluan seperti ini sebelum pernikahan menjadi sebab pendeknya keberkahan dan sedikitnya kebaikan di dalam pernikahan tersebut.

Berbeda apabila seorang perempuan menjauhi akan hal itu. Kemudian keluarga dari perempuan tersebut juga menjauhi akan hal tersebut. Mereka menjauhkan dari sikap terlalu berlebih-lebihan, mereka menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan maksiat dan dosa, biaya pernikahan yang digunakan adalah biaya yang tidak memberatkan di dalamnya, tidak terlalu berlebih-lebihan, tidak terlalu menghambur-hamburkan. Maka di sinilah akan benar-benar terjadi kebaikan dan akan dirasakan keberkahan di dalam pernikahan tersebut.

Oleh sebab itulah terdapat di dalam hadits yang shahih dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dari hadits sahabat Nabi ‘Uqbah bin Amir Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

خَيْرُ النِّكَاحِ أَيْسَرُهُ

“Pernikahan paling baik adalah yang paling mudah.” (HR. Abu Dawud)

Dan di dalam hadits yang lain:

أَعْظَمُ النِّسَاءِ بَرَكَةً أَيْسَرُهُنَّ مَئُونَةً

“Wanita paling besar berkahnya adalah yang paling mudah biaya pernikahannya.” (HR. Ahmad)

Ini menjadi pelajaran bagi para perempuan. Karena yang paling penting sebenarnya setelah menikah bagaimana bisa merasakan sakinah, mawaddah dan rahmah. Bukan hanya yang satu malam itu saja menghambur-hamburkan harta dan berfoya-foya. Tetapi bagaimana setelah pernikahan tersebut mendapatkan sakinah, mawaddah dan rahmah.

Oleh sebab itulah, semestinya seorang perempuan, bapak dan ibu, hendaknya yang menjadi fokus pandangan mereka dalam masalah pernikahan dan di dalam resepsi pernikahan adalah kemudahan, bukan kesulitan, rendah hati, tidak menyombongkan diri, tidak menunjukkan sikap ketinggian saat melakukan pernikahan. Karena sebagian orang kalau melakukan pernikahan kadang-kadang yang ada di dalam benaknya adalah gengsi. Gengsi kalau seandainya pernikahannya tidak mewah, gengsi kalau seandainya pernikahannya tidak meriah. Gengsi kalau seandainya anak perempuannya cuma diberi mahar sekian juta, tidak puluhan juta atau ratusan juta. Pemikiran seperti ini keliru.

Dan yang ada dalam pikiran perempuan serta bapak dan ibu perempuan tersebut, hendaknya yaitu kemudahan, kesederhanaan, tidak berlebihan, tidak berfoya-foya. Maka ini perkara yang benar-benar memiliki pengaruh di dalam kehidupan berumah tangga. Seluruhnya, baik itu secara positif ataupun negatif sangat berpengaruh. Dari mulai pertama kita melakukan akad pernikahan kemudian dilanjutkan dengan resepsi pernikahan. Terutama kita di zaman pandemi covid-19 seperti ini, tidak terlalu perlu untuk menggelar pernikahan yang terlalu mewah, membuang-buang harta, habis ratusan juta bahkan mungkin sampai milyaran hanya dalam satu malam.

Ada sebagian yang berpikir bahwasanya ini adalah sekali seumur hidup. Maka jawabannya iya betul sekali seumur hidup. Lalu apakah kalau begitu kita harus melaksanakannya dengan maksimal? Padahal yang paling utama adalah setelah pernikahan. Kalau seandainya satu malam habis satu miliar kemudian setelah tiga bulan atau satu tahun bercerai, apa gunanya? Kita harus melihat esensi yang ada di dalam sebuah pernikahan, bukan hanya sekedar dekorasi atau sekedar penampilan luarnya saja.

Jika di dalam pernikahan tersebut ada kemudahan dan memudahkan, jauh dari berlebih-lebihan, maka ini penyebab-penyebab yang mendatangkan berkah dan terus-menerusnya kebaikan kepada suami istri tersebut. Berbeda jika dimulai dengan berlebih-lebihan, berfoya-foya, menghambur-hamburkan harta, dan dimulai dengan maksiat, musik, tarian, membuka aurat dan berbagai macam jenis dosa, maka ini permulaan dari sebab-sebab dicabutnya keberkahan dari keluarga tersebut.

Pembahasan selanjutnya adalah tentang mahar dan hal-hal yang berkaitan dengan pernihakan. Bagaimana penjelasan lengkapnya? Download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..

Download mp3 Kajian Pernikahan Yang Paling Baik


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49451-pernikahan-yang-paling-baik/